Skip to main content

Shahih Ibnu Khuzaimah 1806

صحيح ابن خزيمة 1806: قَالَ: وَثناه مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي زَكَرِيَّا بْنِ حَيْوَيْهِ الْإِسْفَرَايِينِيُّ , أَخْبَرَنِا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ بِمِثْلِهِ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1806: Abu Bakar memberitakan kepada kami dan berkata, “Muhammad bin Abu Zakaria bin Haiwaih Al Isfaraini memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam memberitakan kepada kami dengan redaksi yang sama seperti hadis di atas.”

Shahih Ibnu Khuzaimah 1807

صحيح ابن خزيمة 1807: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا حُسَيْنُ بْنُ عِيسَى يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، ثنا الْحَكَمُ بْنُ أَبَانَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِذْ تَلَا آيَةً , فَقَالَ رَجُلٌ وَهُوَ إِلَى جَنْبِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ: مَتَى أُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ , فَإِنِّي لَمْ أَسْمَعْهَا إِلَّا السَّاعَةَ , فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: سُبْحَانَ اللَّهِ فَسَكَتَ الرَّجُلُ , ثُمَّ تَلَا آيَةً أُخْرَى , فَقَالَ الرَّجُلُ لِعَبْدِ اللَّهِ مِثْلَ ذَلِكَ , فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: سُبْحَانَ اللَّهِ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ , قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ لِلرَّجُلِ: إِنَّكَ لَمْ تَجْمَعْ مَعَنَا قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ قَالَ: فَذَهَبَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ لَهُ ذَلِكَ , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَدَقَ ابْنُ أُمِّ عَبْدٍ , صَدَقَ ابْنُ أُمِّ عَبْدٍ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1807: Abdullah bin Said Al Asyaj memberitakan kepada kami, Husain bin Isa Al Hanafi memberitakan kepada kami, Hakam bin Aban memberitakan kepada kami, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang telah berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang menyampaikan khutbah jum’at dan membaca sebuah ayat, tiba-tiba seorang laki-laki yang berada di samping Abdullah bin Mas’ud bertanya, ‘Kapan surah ini turun? Sepertinya aku belum pernah mendengar kecuali pada hari ini.’ Abdullah bin Mas’ud berseru kepadanya, ‘Subhanallah,’ lalu laki-laki itu diam. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan ayat yang lain. Ternyata laki-laki itu bertanya kepada Abdullah bin Mas’ud sama seperti pertanyaan yang pertama. Abdullah bin Mas ud pun berseru, ‘Subhanallah,’ ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam usai melaksanakan shalat, Ibnu Mas’ud berkata kepada laki-laki itu, ‘Sepertinya kamu memang belum pernah shalat jum’at bersama-sama dengan kami.’ laki-laki itu pun berseru, ‘subhanallah’ akhirnya laki-laki tersebut pergi menemui Rasulullah seraya menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Mendengar cerita laki-laki itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, ‘Benar apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Ummu Abd’.”

Shahih Ibnu Khuzaimah 1808

صحيح ابن خزيمة 1808: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي أُسَامَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ثُمَّ مَسَّ مِنْ طِيبِ امْرَأَتِهِ إِنْ كَانَ لَهَا , وَلَبِسَ مِنْ صَالِحِ ثِيَابِهِ , ثُمَّ لَمْ يَتَخَطَّ رِقَابَ النَّاسِ، وَلَمْ يَلْغُ عِنْدَ الْمَوْعِظَةِ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهُمَا , وَمَنْ لَغَا أَوْ تَخَطَّى كَانَتْ لَهُ ظُهْرًا»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1808: Abu Thahir telah memberitakan sebuah hadis kepada kami, Abu Bakar memberitakan kepada kami, Rabi’ bin Sulaiman memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Usamah memberitakan kepada kami, dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau telah bersabda, “Barangsiapa mandi pada hari jum’at, lalu ia memakai minyak wangi, lalu ia mengenakan pakaian yang terbaik, lalu ia tidak melangkahi pundak jama’ah lain, dan ia tidak lalai ketika khutbah jum’at tengah disampaikan, maka hal itu dapat menghapuskan dosa antara dua jum at. Sebaliknya, barangsiapa yang lalai dan melangkahi pundak jama’ah lain, maka ia hanya mendapatkan pahala shalat dhuhur.”

Shahih Ibnu Khuzaimah 1801

صحيح ابن خزيمة 1801: نا أَحْمَدُ بْنُ نَصْرٍ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ، عَنْ صَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ , أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فَاغْتَسَلَ الرَّجُلُ , وَغَسَلَ رَأْسَهُ , ثُمَّ تَطَيَّبَ مِنْ أَطْيَبِ طِيبِهِ , وَلَبِسَ مِنْ صَالِحِ ثِيَابِهِ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ وَلَمْ يُفَرِّقْ بَيْنَ اثْنَيْنِ , ثُمَّ اسْتَمَعَ لِلْإِمَامِ غُفِرَ لَهُ مِنَ الْجُمُعَةِ إِلَى الْجُمُعَةِ , وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1801: Ahmad bin Nasr memberitakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Bilal menceritakan kepada ku, dan Shalih bin Kaisan, dari Said Al Maqburi, bahwa bapaknya menceritakan kepadanya, bahwa Abu Hurairah pernah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, ‘Apabila hari jum’at tiba, lalu seseorang mandi, membasahi kepala, memakai minyak wangi, mengenakan pakaian yang indah, dan setelah itu pergi ke masjid, Setibanya di masjid ia tidak melangkahi orang lain dan mendengarkan khutbah, maka dosanya akan diampuni dari jum’at yang satu ke jum’at yang lain dan ditambah tiga hari’.”

Shahih Ibnu Khuzaimah 1802

صحيح ابن خزيمة 1802: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، ثنا حَبَّانُ، ثنا وُهَيْبٌ، ثنا سُهَيْلٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا تَكَلَّمْتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَدْ لَغَوْتَ , وَأُلْغِيَتْ» . يَعْنِي وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1802: Muhammad bin Ma’mar Al Qaisi memberitakan kepada kami, Habban menceritakan kepada kami, Wuhaib menceritakan kepada kami, Suhail menceritakan kepada kami, dari bapaknya, dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Apabila kamu berbicara di hari jum’at, maka sungguh kamu telah lalai dan dilalaikan.” Yakni saat Imam sedang berkhutbah.

Shahih Ibnu Khuzaimah 1803

صحيح ابن خزيمة 1803: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَخْبَرَهُ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: ح، وَأَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ الْأَيْلِيُّ، أَنَّ سَلَامَةَ حَدَّثَهُمْ، عَنْ عُقَيْلٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: ح، وَثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ الْبُرْسَانِيُّ، ثنا ابْنُ جُرَيْجٍ، حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ حَدِيثِ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ قَارِظٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، ثنا ابْنُ جُرَيْجٍ، حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَارِظٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح، وَعَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ: أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَدْ لَغَوْتَ “. هَذَا لَفْظُ خَبَرِ عَبْدِ الرَّزَّاقِ. ح، وَحَدَّثَنَا الْبُرْسَانِيُّ وَلَمْ يَذْكُرِ الْآخِرُونَ السَّمَاعَ , قَالَ بَعْضُهُمْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1803: Yunus bin Abdul A’la memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Yunus memberitakan kepada ku, dari Ibnu Syihab telah memberitakan kepada ku, Said bin Al Musayyib menceritakan kepada ku bahwasanya Abu Hurairah telah berkata, Ha, Muhammad bin Aziz Al Aili memberitakan kepada kami, bahwasanya Salama telah menceritakan sebuah hadis kepadanya yang diterima dari Aqil, Muhammad bin Muslim menceritakan kepada ku, dari Said bin Al Musayyib bahwasanya Abu Hurairah telah berkata. Ha, Yahya bin Hakim telah menceritakan sebuah hadis kepada kami, Muhammad bin Bakar Al Barsani memberitakan kepada kami, Ibnu Juraij memberitakan kepada kami, Ibnu Syihab memberitakan kepada ku, dari Umar bin Abdul Aziz, dari Ibrahim bin Qarizh, dari Abu Hurairah, Ha, Muhammad bin Rafi’ memberitakan kepada kami, Abdurrazzak memberitakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, Ibnu Syihab menceritakan kepada kami, dari Umar bin Abdul Aziz, dari Ibrahim bin Abdullah bin Qarizh, dari Abu Hurairah, Ha, dari Said bin Al Musayyib dan dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila kamu berkata saat khatib berkhutbah di hari jum’at kepada temanmu, ‘diam’, maka sesungguhnya kamu telah lalai’.” Ini adalah lafaz hadis Abdurrazzak,. Ha, Al Barsani menceritakan kepada kami dan yang tidak menyebutkan pendengaran. Sebagian orang berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda.” Lalu sebagian lagi berkata, “dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Shahih Ibnu Khuzaimah 1804

صحيح ابن خزيمة 1804: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، ح، وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِرَجُلٍ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ: أَنْصِتْ فَقَدْ لَغَيْتَ “. وَإِنَّمَا هِيَ لُغَةُ أَبِي هُرَيْرَةَ. قَالَ الْمَخْزُومِيُّ: ” إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ: أَنْصِتْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَيْتَ “. قَالَ سُفْيَانُ: وَقَوْلُ أَبِي هُرَيْرَةَ: لَغَيْتَ: لُغَةُ أَبِي هُرَيْرَةَ , وَإِنَّمَا هُوَ لَغَوْتَ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1804: Abu Thahir telah memberitakan sebuah hadis kepada kami, Abu Bakar memberitakan kepada kami, Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Ibnu Uyainah memberitakan kepada kami, Ha, Said bin Abdurrahman memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Abu Zinad, dari Al A’raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad bersabda, “Apabila seseorang berkata kepada temannya saat khatib berkhutbah, ‘diam dan dengarkan’, maka sesungguhnya ia telah lalai” Ini adalah redaksi Abu Hurairah. Al Makhzumi berkata, “Apabila kamu berkata kepada temanmu ketika khatib berkhutbah, ‘Diam dan dengarkan’, maka kamu telah lalai.” Sufyan berkata, “lughita” ini adalah redaksi Abu Hurairah. Yang benar adalah laghawta. “

Shahih Ibnu Khuzaimah 1805

صحيح ابن خزيمة 1805: نا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ، ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ أَنَّهُ قَالَ: دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ , فَجَلَسْتُ قَرِيبًا مِنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ , فَقَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُورَةَ بَرَاءَةَ , فَقُلْتُ لِأُبَيٍّ: مَتَى نَزَلَتْ هَذِهِ السُّورَةُ؟ قَالَ: فَتَجَهَّمَنِي وَلَمْ يُكَلِّمْنِي , ثُمَّ مَكَثْتُ سَاعَةً , ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَتَجَهَّمَنِي وَلَمْ يُكَلِّمْنِي , ثُمَّ مَكَثْتُ سَاعَةً , ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَتَجَهَّمَنِي وَلَمْ يُكَلِّمْنِي , فَلَمَّا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قُلْتُ لِأُبَيٍّ: سَأَلْتُكَ فَتَجَهَّمْتَنِي وَلَمْ تُكَلِّمْنِي , قَالَ أُبَيُّ: مَا لَكَ مِنْ صَلَاتِكَ إِلَّا مَا لَغَوْتَ , فَذَهَبْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، كُنْتُ بِجَنْبِ أُبَيٍّ , وَأَنْتَ تَقْرَأُ بَرَاءَةَ , فَسَأَلْتُهُ: مَتَى نَزَلَتْ هَذِهِ السُّورَةُ؟ فَتَجَهَّمَنِي وَلَمْ يُكَلِّمْنِي , ثُمَّ قَالَ: مَا لَكَ مِنْ صَلَاتِكَ إِلَّا مَا لَغَوْتَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَدَقَ أُبَيٌّ».

Shahih Ibnu Khuzaimah 1805: Zakaria bin Yahya bin Aban memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far memberitakan kepada kami, Syarik bin Abdullah menceritakan kepada kami, dari ‘Atha bin Yasar, dari Abu Dzar bahwasanya ia telah berkata, “Pada suatu hari jum’at, aku masuk ke dalam masjid ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berkhutbah. Kemudian aku duduk di dekat Ubay bin Ka’ab. Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat Bara’ah, lalu aku bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, ‘Hai sahabatku, kapan surat ini turun?’ Ubay bin Ka’ab langsung menatapku, tetapi ia tidak mau berbicara kepadaku. Aku diam sejenak, lalu aku bertanya lagi kepadanya, ‘Hai sahabatku, kapan surat ini turun?’ Ubay bin Ka’ab kembali menatapku, tetapi ia juga tidak mau berbicara kepadaku, lalu aku pun diam sejenak, kemudian sekali lagi aku bertanya lagi kepadanya, ‘Hai sahabatku, kapan surat ini turun?’ Ubay bin Ka’ab tetap menatapku dan tidak mau berbicara kepadaku. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai berkhutbah, aku bertanya kepada IJbay bin Ka’ab, ‘Hai sahabatku, tadi aku bertanya kepadamu, tetapi kamu malah menatapku dan tidak mau berbicara kepadaku.’ Ubay bin Ka’ab menjawab, ‘Hai Abu Dzar, ketahuilah sesungguhnya kamu telah lalai dari shalat jum’atmu.’ Akhirnya aku langsung menemui Rasulullah seraya bertanya kepadanya, ‘wahai Rasulullah, tadi aku shalat jum’at di dekat Ubay bin Ka’ab, tak lama kemudian anda membaca surah Bara’ah, lalu aku bertanya kepada Ubay tentang kapan turunnya surat itu, akan tetapi, Ubay malah menatapku dan tidak mau berbicara kepadaku, bahkan ia malah berkata kepadaku, ‘Hai Abu Dzar, sesungguhnya kamu telah lalai dari shalat jum’atmu.’ kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Benar apa yang telah dikatakan Ubay.”

Shahih Ibnu Khuzaimah 1790

صحيح ابن خزيمة 1790: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ , عَنْ أَنَسٍ قَالَ: فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ، قَدْ أَمْلَيْتُهُ قَبْلُ فِي خَبَرِ قَتَادَةَ , عَنْ أَنَسٍ: لَا يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ دُعَائِهِ إِلَّا فِي الِاسْتِسْقَاءِ، يُرِيدُ إِلَّا عِنْدَ مَسْأَلَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَسْقِيَهُمْ , وَعِنْدَ مَسْأَلَتِهِ بِحَبْسِ الْمَطَرِ عَنْهُمْ , وَقَدْ أَوْقَعَ اسْمَ الِاسْتِسْقَاءِ عَلَى الْمَعْنَيَيْنِ جَمِيعًا , أَحَدُهُمَا: مَسْأَلَتُهُ أَنْ يَسْقِيَهُمْ. وَالْمَعْنَى الثَّانِي: أَنْ يَحْبِسَ الْمَطَرُ عَنْهُمْ , وَالدَّلِيلُ عَلَى صِحَّةِ مَا تَأَوَّلْتُ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَدْ أَخْبَرَ فِي خَبَرِ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْهُ , أَنَّهُ رَفَعَ يَدَيْهِ فِي الْخُطْبَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ حِينَ سَأَلَ اللَّهَ أَنْ يُغِيثَهُمْ , وَكَذَلِكَ رَفَعَ يَدَيْهِ حِينَ قَالَ: «اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا» , فَهَذِهِ اللَّفْظَةُ أَيْضًا اسْتِسْقَاءٌ إِلَّا أَنَّهُ سَأَلَ اللَّهَ أَنْ يَحْبِسَ الْمَطَرُ عَنِ الْمَنَازِلِ وَالْبُيُوتِ , وَتَكُونَ السُّقْيَا عَلَى الْجِبَالِ وَالْآكَامِ وَالْأَوْدِيَةِ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1790: Abu Bakar telah berkata, “Disebutkan dalam hadis Syarik bin Abdullah, dari Anas bahwasanya ia berkata, ‘Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya’, maka hadis ini telah aku diktekan sebelumnya pada hadis Qatadah dari Anas, ‘Rasulullah tidak mengangkat kedua tangannya, ketika berdoa, kecuali pada saat memohon turun hujan’, maksudnya yaitu ketika beliau memohon kepada Allah untuk diturunkan dan dihentikan hujan. Sebenarnya, arti kata Al Istisqa itu mempunyai dua arti: memohon turun hujan dan memohon hujan berhenti. Dalilnya adalah bahwasanya Anas bin Malik telah menceritakan dalam hadis Syarik bin Abdullah bahwasanya Rasulullah mengangkat kedua tangannya pada saat berkhutbah jum’at di atas mimbar untuk meminta turun hujan. Begitu pula Rasulullah mengangkat kedua tangannya ketika berdoa, ‘Ya Allah ya ‘Tuhan kami, turunkanlah hujan di sekitar kami dan bukan hujan yang membahayakan kami’. Ini pun juga disebut Al Istisqa, hanya saja beliau memohon kepada Allah agar hujan dialihkan dari perkampungan ke gunung, bukit, lembah, jurang, dan, tanah pertanian’.

Shahih Ibnu Khuzaimah 1791

صحيح ابن خزيمة 1791: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْقَطَّانُ، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ حُصَيْنٍ، ح، وَثنا عَلِيُّ بْنُ مُسْلِمٍ، ثنا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا حُصَيْنٌ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَارَةَ بْنَ رُوَيْبَةَ الثَّقَفِيَّ قَالَ: خَطَبَ بِشْرُ بْنُ مَرْوَانَ وَهُوَ رَافِعٌ يَدَيْهِ يَدْعُو , فَقَالَ عُمَارَةُ: قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ , رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ , وَمَا يَقُولُ إِلَّا هَكَذَا – يُشِيرُ بِإِصْبَعِهِ – “. هَذَا حَدِيثُ جَرِيرٍ , وَفِي حَدِيثِ هُشَيْمٍ: شَهِدْتُ عُمَارَةَ بْنَ رُوَيْبَةَ الثَّقَفِيَّ فِي يَوْمِ عِيدٍ , وَبِشْرُ بْنُ مَرْوَانَ يَخْطُبُنَا , فَرَفَعَ يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ , وَزَادَ: وَأَشَارَ هُشَيْمٌ بِالسَّبَّابَةِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: ” رَوَاهُ شُعْبَةُ , وَالثَّوْرِيُّ عَنْ حُصَيْنٍ، فَقَالَا: رَأَى بِشْرَ بْنَ مَرْوَانَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ “.

Shahih Ibnu Khuzaimah 1791: Yusuf bin Musa Al Qaththaan memberitakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dan Hushain, Ha, Ali bin Muslim memberitakan kepada kami, Husyaimin menceritakan kepada kami, Hushain memberitakan kepada kami dan berkata, “Aku pernah mendengar Imarah hm Ruwaibah Ats Tsaqafi berkata, ‘Suatu kelika Basyar bin Marwan berkhutbah sambil mengangkat kedua tangannya untuk berdoa Mengetahui hai itu, Imarah berkala, ‘Semoga Allah memburukkan kedua tangannya itu. Sungguh aku telah melihat Rasulullah berkhuthah di atas mimbar dan tidak mengatakan kecuali memberi isyarat dengan jari telunjuknya’.” Ini adalah hadis Jarir. Sementara itu dalam hadis Husyaim disebutkan, “Aku pernah melaksanakan shalat ied bersama Imarah bin Ruwaibah (189 A). Kebetulan saat itu Basyar bin Marwan menyampaikan khutbah sambil mengangkut kedua tangannya dalam berdoa. Lalu Husyaim rnemberi isyarat dengan jari telunjuk.” Abu Bakar berkata, “Syu’bah dan Ats-Tsauri telah meriwayatkan hadis ini dari Hushain seraya berkata, ‘Hushain telah melihat Basyar bin Marwan berkhutbah di atas mimbar pada hari jum’at’.”