Skip to main content

Musnad Syafi’i 1798

مسند الشافعي 1798: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ أَبِي حَمْزَةَ مَيْمُونٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، يَعْنِي أَنَّهُ أَمَرَ بِإِفْرَادِ الْحَجِّ. قَالَ: قُلْتُ: «كَانَ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا شَعْثٌ وَسَفَرٌ، وَهُمْ يَزْعُمُونَ أَنَّ الْقِرَانَ أَفْضَلُ، وَبِهِ يُفْتُونَ مَنِ اسْتَفْتَاهُمْ، وَعَبْدُ اللَّهِ كَانَ يَكْرَهُ الْقِرَانَ»

Musnad Syafi’i 1798: Ibnu Ulayah mengabarkan kepada kami dari Abu Hamzah Maimun, dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Abdullah, yakni bahwa Dia (Abdullah bin Umar) selalu menganjurkan haji Ifrad. Al Aswad melanjutkan kisahnya: Aku mengatakan bahwa dia (Abdullah bin Umar) menyukai bila masing-masing dari keduanya (haji dan umrah) dikerjakan dalam keadaan rambut awut-awutan dan penuh dengan debu, sedangkan mereka (sahabat lainnya) menduga bahwa haji Qiran lebih utama; dan mereka memberikan fatwa demikian bila dimintai fatwanya, tetapi Abdullah bin Umar tidak suka dengan haji Qiran. 1021

Musnad Syafi’i 1797

مسند الشافعي 1797: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَتْ عَائِشَةُ: «يَا ابْنَ أُخْتِي، هَلْ تَسْتَثْنِي إِذَا حَجَجْتَ؟» قُلْتُ: مَاذَا أَقُولُ؟ قَالَتْ: قُلِ: «اللَّهُمَّ الْحَجَّ أَرَدْتُ، وَلَهُ عَمَدْتُ، فَإِنْ يَسَّرْتَهُ فَهُوَ الْحَجُّ، وَإِنْ حَبَسَنِي حَابِسٌ فَهِيَ عُمْرَةٌ»

Musnad Syafi’i 1797: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, ia mengatakan: ‘Aisyah telah berkata, “Wahai anak saudara perempuanku, apakah engkau pernah mengecualikan dalam hajimu?” Aku bertanya kepadanya, “Apakah yang harus aku ucapkan?” Aisyah berkata, “Ucapkanlah, ‘Ya Allah, aku bermaksud melakukan ibadah haji, dan untuk hajilah aku berniat Jika Engkau memudahkannya, maka hal ini merupakan ibadah haji; dan jika aku tertahan oleh halangan (sakit), maka hal ini merupakan ibadah umrah’.”

Musnad Syafi’i 1796

مسند الشافعي 1796: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ ضُبَاعَةَ فَقَالَ: «أَمَا تُرِيدِينَ الْحَجَّ؟» قَالَتْ: إِنِّي شَاكِيَةٌ، فَقَالَ: «حُجِّي وَاشْتَرِطِي إِنَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي»

Musnad Syafi’i 1796: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan kepada Dhuba’ah melalui sabda beliau, “Apakah engkau tidak bermaksud melakukan haji?” Dhuba’ah menjawab, “Sesungguhnya aku sedang sakit.” Nabi bersabda, “Kerjakanlah hajimu dan syaratkanlah bahwa tempat ber-tahallul-ku ialah di tempat aku tertahan (oleh sakitku,).” 1020

Musnad Syafi’i 1795

مسند الشافعي 1795: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: «وَأَفْرَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَجَّ»

Musnad Syafi’i 1795: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Urwah, dari Aisyah, ia mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukan haji Ifrad. 1019

Musnad Syafi’i 1794

مسند الشافعي 1794: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَبَّرَ عَلَى النَّجَاشِيِّ أَرْبَعًا

Musnad Syafi’i 1794: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab dari Sa’id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Beliau bertakbir atas An-Najasyi empat kali. 1018

Musnad Syafi’i 1793

مسند الشافعي 1793: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي هِنْدَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، فِي الصَّلَاةِ عَلَى الْجَنَازَةِ: لَا وَقْتَ وَلَا عَدَدَ

Musnad Syafi’i 1793: Ibnu Ulaiyyah mengabarkan kepada kami dari Daud bin Hind dari Asy-Sya’bi dari Alqamah dari Abdullah: Pada shalat jenazah tidak ada ketentuan waktu dan tidak ada hitungan. 1017

Musnad Syafi’i 1792

مسند الشافعي 1792: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سَجَدَهَا. يَعْنِي: فِي ص

Musnad Syafi’i 1792: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ayub, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; Bahwa Beliau melakukan sujud pada surah Shad. 1016

Musnad Syafi’i 1791

مسند الشافعي 1791: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَبْدَةَ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّهُ كَانَ لَا يَسْجُدُ فِي سُورَةِ ص وَيَقُولُ: إِنَّمَا هِيَ تَوْبَةُ نَبِيٍّ

Musnad Syafi’i 1791: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Abdah, dan Zirr bin Hubaisy, dari Ibnu Mas’ud: Bahwa Ia tidak melakukan sujud pada surah Shad, lalu ia mengatakan bahwa sesungguhnya ayat tersebut merupakan kisah tobatnya seorang Nabi. 1015

Musnad Syafi’i 1790

مسند الشافعي 1790: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ خَرَجَ إِلَى ذَاتِ النُّصْبِ فَقَصَرَ الصَّلَاةَ قَالَ مَالِكٌ: وَهِيَ أَرْبَعَةُ بُرُدٍ

Musnad Syafi’i 1790: Malik menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Salim, dari Ibnu ‘Umar: Bahwa Ibnu ‘Umar pergi menuju Dzat An-Nushb, lalu ia meng-qashar shalat. Malik berkata, ”Jaraknya kurang lebih 4 barid.” 1014

Musnad Syafi’i 1789

مسند الشافعي 1789: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ: تُقْصَرُ الصَّلَاةُ إِلَى عُسْفَانَ وَإِلَى الطَّائِفِ وَإِلَى جُدَّةَ وَهَذَا كُلُّهُ مِنْ مَكَّةَ عَلَى أَرْبَعَةِ بُرُدٍ وَنَحْوٍ مِنْ ذَلِكَ

Musnad Syafi’i 1789: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar, dari Atha, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: Shalat dapat di-qashar sampai jarak ke Usfan, sampai ke Thaif, dan sampai ke Jeddah; semua itu berdasarkan perhitungan dari Makkah dalam jarak 4 burud (pos) dan yang serupa dengan itu. 1013