Musnad Syafi’i 1437
مسند الشافعي 1437: قَالَتْ زَيْنَبُ: وَسَمِعْتُ أُمِّي أُمَّ سَلَمَةَ تَقُولُ: جَاءَتِ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ ابْنَتِي تُوُفِّيَ عَنْهَا زَوْجُهَا وَقَدِ اشْتَكَتْ عَيْنَيْهَا، أَفَنَكْحُلُهَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا» مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ: «لَا» ، ثُمَّ قَالَ: ” إِنَّمَا هِيَ {أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا} [الْبَقَرَة: 234] ، وَقَدْ كَانَتْ إِحْدَاكُنَّ فِي الْجَاهِلِيَّةِ تَرْمِي بِالْبَعْرَةِ عَلَى رَأْسِ الْحَوْلِ ” قَالَ حُمَيْدٌ: فَقُلْتُ [ص:301] لِزَيْنَبَ: وَمَا تَرْمِي بِالْبَعْرَةِ عَلَى رَأْسِ الْحَوْلِ؟ فَقَالَتْ زَيْنَبُ: كَانَتِ الْمَرْأَةُ إِذَا تُوُفِّيَ عَنْهَا زَوْجُهَا دَخَلَتْ حِفْشًا وَلَبِسَتْ شَرَّ ثِيَابِهَا وَلَمْ تَمَسَّ طِيبًا وَلَا شَيْئًا حَتَّى تَمُرَّ بِهَا سَنَةٌ، ثُمَّ تُؤْتَى بِدَابَّةٍ حِمَارٍ أَوْ شَاةٍ أَوْ طَيْرٍ فَتَقْبِصُ بِهِ، فَقَلَّمَا تَقْبِصُ بِشَيْءٍ إِلَّا مَاتَ، ثُمَّ تَخْرُجُ فَتُعْطَى بَعْرَةً فَتَرْمِي بِهَا، ثُمَّ تُرَاجِعُ بَعْدُ مَا شَاءَتْ مِنْ طِيبٍ أَوْ غَيْرِهِ قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: الْحِفْشُ: الْبَيْتُ الصَّغِيرُ الذَّلِيلُ مِنَ الشَّعْرِ وَالْبِنَاءِ وَغَيْرِهِ، وَالْقَبْصُ: أَنْ تَأْخُذَ مِنَ الدَّابَّةِ مَوْضِعًا بِأَطْرَافِ أَصَابِعِهَا، وَالْقَبْضُ: الْأَخْذُ بِالْكَفِّ كُلِّهَا
Musnad Syafi’i 1437: Zainab menceritakan pula: Aku pernah mendengar ibuku – Ummu Salamah- berkata, “Seorang wanita datang kepada Nabi , lalu berkata, ‘Sesungguhnya anak perempuanku ditinggal mati suaminya, sedangkan dia sakit mata, bolehkah kami memakaikaan celak mata kepadanya?’ Maka Rasulullah menjawab, Tidak boleh’, sebanyak 2 atau 3 kali, yang semuanya dikatakan tidak boleh. Setelah itu beliau bersabda, ‘Sesungguhnya iddahnya adalah 4 bulan 10 hari. Dahulu di masa Jahiliyah seseorang di antara kalian (yang melakukan iddah) melemparkan kotoran hewan pada penghujung tahunnya.” Humaid berkata, “Maka aku bertanya kepada Zainab, ‘Apakah arti melemparkan kotoran hewan di penghujung tahunnya?”‘ Zainab menjawab, “Dahulu bila ada seorang wanita yang ditinggal mati suaminya, maka ia memasuki rumah kecil dan memakai pakaiannya yang paling buruk tanpa memakai wewangian dan apapun juga hingga lewat masa setahun. Kemudian didatangkan kepadanya seekor keledai atau seekor kambing atau seekor burung, lalu ia memegangnya.” Zainab berkata, “Tidak sekali-kali ia memegang sesuatu melainkan yang disentuhnya itu mati. Kemudian dia keluar (dari rumah kecilnya), lalu diberi kotoran hewan dan dia melemparkannya. Setelah itu dia boleh memakai wewangian atau apapun yang disukainya.” Asy-Syafi’i mengatakan, al hafsy artinya rumah kecil lagi hina yang terbuat dari bulu, berupa bangunan atau lainnya. Al qabdhu, memegang salah satu anggota tubuh hewan dengan ujung jarinya. Al qabdhu juga berarti memegang dengan seluruh telapak tangan. 669
- Derajat Hadis
- Derajat Hadis Tidak Ditemukan