Musnad Syafi’i 1149
مسند الشافعي 1149: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَمْعَةَ، أَنَّ أُمَّهُ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ، أَرْضَعَتْهَا أَسْمَاءُ بِنْتُ أَبِي بَكْرٍ امْرَأَةُ الزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ، فَقَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ أَبِي سَلَمَةَ: فَكَانَ الزُّبَيْرُ يَدْخُلُ عَلَيَّ وَأَنَا أَمْتَشِطُ، فَيَأْخُذُ بِقَرْنٍ مِنْ قُرُونِ رَأْسِي فَيَقُولُ: أَقْبِلِي عَلَيَّ فَحَدِّثِينِي، أُرَاهُ أَنَّهُ أَبِي، وَمَا وَلَدَ فَهُمْ إِخْوَتِي، ثُمَّ إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ قَبْلَ الْحَرَّةِ أَرْسَلَ إِلَيَّ فَخَطَبَ إِلَيَّ أُمَّ كُلْثُومٍ ابْنَتِي عَلَى حَمْزَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، وَكَانَ حَمْزَةُ لِلْكَلْبِيَّةِ، فَقُلْتُ لِرَسُولِهِ: وَهَلْ تَحِلُّ لَهُ؟ إِنَّمَا هِيَ ابْنَةُ أُخْتِهِ [ص:231]، فَأَرْسَلَ إِلَيَّ عَبْدُ اللَّهِ: إِنَّمَا أَرَدْتِ بِهَذَا الْمَنْعَ لِمَا قِبَلَكِ لَيْسَ لَكِ بِأَخٍ، أَنَا وَمَا وَلَدَتْ أَسْمَاءُ فَهُمْ إِخْوَتُكِ، وَمَا كَانَ مِنْ وَلَدِ الزُّبَيْرِ مِنْ غَيْرِ أَسْمَاءَ فَلَيْسُوا لَكِ بِإِخْوَةٍ، فَأَرْسِلِي فَاسْأَلِي عَنْ هَذَا، فَأَرْسَلْتُ فَسَأَلْتُ، وَأَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَوَافِرُونَ وَأُمَّهَاتُ الْمُؤْمِنِينَ، فَقَالُوا لَهَا: «إِنَّ الرَّضَاعَةَ مِنْ قِبَلِ الرَّجُلِ لَا تُحَرِّمُ شَيْئًا» ، فَأَنْكَحْتُهَا إِيَّاهُ، فَلَمْ تَزَلْ عِنْدَهُ حَتَّى هَلَكَ
Musnad Syafi’i 1149: Abdul Aziz bin Muhammad mengabarkan kepada kami dan Muhammad bin Amr, dari Abu Ubaidah bin Abdullah bin Zam’ah: Bahwa ibunya -yaitu Zainab binti Abu Salamah- disusukan oleh Asma binti Abu Bakar, istri Zubair bin Awwam; lalu Zainab binti Abu Salamah berkata, “Dan Zubair masuk menemuiku ketika aku sedang menyisir rambutku, lalu ia memegang salah satu gulungan rambutku dan berkata, ‘Menghadaplah ke arahku dan bicaralah kepadaku’. Aku menganggapnya sebagai ayahku dan semua anaknya adalah saudara-saudaraku. Kemudian Abdullah bin Zubair dari Al Harrah mengirim utusannya kepadaku untuk melamar Ummu Kultsum -anak perempuanku- untuk Hamzah bin Zubair, sedangkan Hamzah lahir dari seorang wanita kalangan Bani Kalb.” Lalu Zainab berkata kepada utusannya, “Apakah dia halal baginya? Sesungguhnya dia adalah anak perempuan saudara perempuannya.” Abdullah bin Zubair mengirim utusannya kepadaku (dengan pesan), “Sesungguhnya aku bermaksud dengan hal ini hanya untuk melarang terhadap anak-anak yang seibu denganmu. Dia bukanlah saudaramu. Aku dan anak-anak yang dilahirkan dari Asma adalah saudara-saudaramu, sedangkan anak-anakku yang dilahirkan bukan dari Asma bukanlah saudara-saudaramu. Kamu boleh menanyakan hal ini kepada siapapun.” Maka aku mengirim utusanku dan menanyakan kepada banyak sahabat Nabi serta Ummahatul Mukminin, dan ternyata mereka berkata, “Sesungguhnya radha’ah dari pihak lelaki (suami) tidak mengharamkan sesuatupun.” Maka aku menikahkannya (Ummu Kultsum) dengan Hamzah, dan Ummu Kultsum masih tetap menjadi istri Hamzah hingga ia meninggal dunia. 387
- Derajat Hadis
- Derajat Hadis Tidak Ditemukan